Sulit memang mengatakan bahwa sudah TDA berarti sudah BERHASIL. Beberapa bulan yang lalu Pak Hasan sering memantau saya jangan sampai saya kehilangan arah dalam memilih sebagai TDA, ada beberapa contoh temen2 TDA yang kehilangan arah begitu kata Pak Hasan, termasuk Pak Hasan khawatir saya melakukan apa yang pernah dilakukan olehnya.
Saya senang sekali di perhatikan seperti itu dan sebagai sahabat Pak Hasan membantu saya mengingatkan langkah2 saya supaya tidak salah arah. Saya sangat berterimakasih dengan Pak Hasan.
Begitu juga dengan Pak Iim, Pak Roni, Bu Lia, Pak Aries dll yang selalu jadi konsultan pribadi saya. Apalagi kita dalam satu grup mastermind, di grup ini yang paling saya senang adalah saat WIFLE nya.
Efek dari konsultasi dengan Pak Hasan, saya lebih hati2 memutuskan sesuatu dan beberapa keputusan saya review lagi untuk di evaluasi.
Sekali lagi TDA atau TDB masalah waktu saja, orang gak mungkin selamanya jadi pegawai krn dibatasi umurnya sendiri yg bisa pensiun dan umurnya perusahaan yg bisa aja bangkrut sewaktu2, perusahaan besar belum tentu menjamin bisa hidup terus, bisa aja tutup atau ada pengurangan pegawai.
Terus terang saya sendiri waktu mau keluar juga berfikir keras, 13tahun lebih saya bekerja di perusahaan ini, saya masih ada waktu 17 tahun lagi waktu bekerja di perusahaan sebelum pensiun, pertanyaannya adalah setelah pensiun kemudian mau apa ? bagaimana ? kemana aja ?
Beberapa senior saya yang baru pensiun tahun 2006 dan yang mau akan pensiun tahun 2007 masih bingung mau ngapain setelah itu. Ada salah satu teman dekat saya (senior saya) yg baru pensiun yang pada waktu kerja sangat stress sekali, tiap hari ngurusin supir, bikin schedule,dll.
Setelah pensiun dia langsung drop tidak ada pekerjaan sama sekali, hanya senam, jalan2 dsbnya. Waktu itu setelah pensiun saya kunjungi rekan saya tersebut dan dia cerita sekarang sudah tidak stress lagi dan sudah hidup santai dsbnya saya turut bersyukur juga.
1 minggu kemudian saya dapat kabar rekan saya itu meninggal karena penyakit jantung. Waktu itu saya kaget sekali tidak percaya, karena seminggu yg lalu saya berkunjung kerumahnya untuk silaturahmi dan masih sangsi kalo rekan saya sdh meninggal, tapi kenyataan memang begitu.
Buat saya, pengalaman temen2 yg sudah 20 tahun bekerja, 30 tahunbekerja, 35 tahun bekerja di perusahaan kami, saya jadikan momentum untuk berubah, untuk bangkit dsbnya untuk tidak tergantung dengan orang lain, dengan perusahaan, dengan saudara dsbnya.
Saya banyak menimba ilmu dari pengalaman2 mereka, kemarin pun saya diskusi dengan salah satu temen yg mau pensiun 2 bulan lagi dan dia memilih mengundurkan diri supaya dapat pesangon lebih besar katanya. Nah rekan yang satu ini adalah calon DIAMOND di salah satu MLM dia banyak cerita tentang bisnisnya disuatu MLM yg pernah saya ikuti.
Now What ? sekarang apalagi, saya sudah punya cerita pengalaman2 temen2 yang sudah pensiun, mau pensiun dsbnya kemudian sekarang mau apa ? tetapbertahan jadi pegawai sampai pensiun seperti rekan-rekan saya atau berusaha jadi pebisnis ? pilihan ada di tangan saya berikut resikonya masing2.
Begitu juga dengan temen2 TDA pilihan ada di tangan masing2 tetapi kalo mau melihat nanti kalo pensiun temen2 seperti apa, coba bergaullah dengan rekan2 seniornya, gali ilmunya dan pengalamannya.
Apakahkita ingin seperti mereka ?, atau ingin seperti diri kita sendiri ? sekali lagi pilihan ada ditangan kita. 13 tahun lamanya bekerjadi satu perusahaan terasa singkat dan belum punya apa-apa untuk dijadikan bekal ilmu sebagai pebisnis, masih banyak PR saya yang harus saya ikuti, salah satunya saya akan ikuti seminarnya Pak Tung sampai30x dan Insya Allah mempelajari ilmu NLP dari Pak Khrisna Mukti atauPak Anthoni Dio Martion.
Saya tidak mengatakan 13 tahun hidup saya sia-sia hanya berfikir kerja yg itu-itu saja, cuma saya kadang menyesal kenapa tidak memanfaatkan lebih baik lagi. Buat saya sendiri masa lalu adalah spion yg hanya sewaktu-waktu saya lihat dan yang terpenting masa depan.
Salam Funtastticccc
Agus Ali
"Menuju 11 Digit"
No comments:
Post a Comment