Sunday, March 17, 2013

FRANCHISE INDONESIA PAYAAHHH...!

Assalamualaikum Wr wbr,

Senin semangat, untuk lebih menambah semangat berikut saya copy paste kan tulisan yang sangat bagus dari Pak Burang Riyadi konsultanfranchise.blogspot.com.

Ini tulisan lama, tapi menurut saya bisa digunakan sepanjang masa, bisa dipakai untuk pengusaha2 TDA yang baru mulai usaha dan berniat mem franchise kan usahanya.

Saya pernah beli franchise, dan memang payaahhhh,.. harusnya pemilik franchise dan pembeli franchise (termasuk saya hehe) mengikuti saran-saran dari Pak Burang ditulisan ini:

FRANCHISE INDONESIA PAYAAHHH...!!

"Franchise Indonesia payaahhh... Orang kita belum siap menerima bisnis franchise..."
Begitulah ungkapan beberapa pengusaha bisnis franchise (franchisor) lokal yang telah mengembangkan bisnisnya dengan sistem franchise. Beberapa dari mereka adalah klien kami juga, yang semula begitu antusias mengembangkan jaringan outletnya dengan franchising. Bahkan beberapa franchisor tersebut adalah penerima Franchise Award dari beberapa media dan lembaga.

Apakah memang benar ungkapan dari beberapa franchisor di atas? Paling tidak saya membenarkan bahwa presepsi dan citra franchise lokal Indonesia tidak banyak yang langgeng. Kantor konsultan franchise IFBM (International Franchise Business Management) tempat saya dan beberapa teman berjihad, pernah melakukan survey pada tahun 2011 dan mendapatkan hasil bahwa rata-rata hanya 20% jaringan outlet franchise yang gagal dari para pengusaha bisnis franchise (franchisor) yang memfranchisekan bisnisnya. Tetapi pada perkembangannya, citra yang terbentuk dari bisnis franchise lokal kita memang berkembang seperti ungkapan di atas.

Sebagai pembimbing dan pengamat bisnis franchise yang telah menjalankan kegiatan ini lebih dari 17 tahun lalu, saya bisa memahami situasi para franchisor (pemberi waralaba) yang telah menjalankan bisnis franchise nya tersebut. Kebanyakan dari mereka, para pengusaha bisnis franchise, masih banyak yang hanya berkonsentrasi pada peningkatan teknis operasional bisnisnya saja dan sangat kurang melakukan peningkatkan dan pengembangan entrepreneurship dari para franchisee -nya (penerima waralaba).

Dalam franchising, seharusnya konsentrasi dari para franchisor adalah: 'bagaimana membuat para mitra franchisee -nya untuk dapat segera mandiri dan terampil dalam menjalankan bisnis franchise -nya dan menjadi sukses'. Jika franchisor hanya mempersiapkan diri untuk sekedar melakukan support saja, tanpa memberdayakan para mitra franchisee -nya menjadi pengusaha sukses yang mandiri, maka semakin banyak jaringan outlet akan membuat franchisor menjadi semakin sibuk dan melepaskan fungsi pemberdayaan kepada para franchisee -nya. Hal ini secara akumulatif juga akan membuat para franchisee merasa franchisornya mengecewakan mereka.

Franchisor yang mengeluh dan menganggap franchise di Indonesia makin payah, sebenarnya mereka tidak mempunyai pemahaman yang lengkap mengenai konsentrasi pengelolaan franchise yang efektif. Mereka tidak mempunyai program yang sistematik dan efektif untuk membimbing para franchiseenya menjadi entrepreneur yang tangguh. Para franchisor harus membuat bobot program yang cukup untuk menjadikan para franchisee -nya menjadi "businessman" yang sukses.

Pasti mereka akan tetap melihat bahwa para franchisee -nya semua payah, jika franchisor hanya memberikan pelatihan kepada franchiseenya selama 2 minggu hingga 1 bulan tanpa ada program lanjutan yang membuat franchisee menjadi pebisnis tangguh.

Beberapa franchisor lokal dengan merek yang sudah terkenal bahkan tidak mempunyai training center. Ada juga yang tidak pernah mengunjungi outlet franchiseenya lagi setelah pembukaan outletnya 2 tahun yang lalu.

Saya melihat ada franchisor yang memiliki training center yang canggih, tetapi program trainingnya hanya berkisar pelatihan operasional saja. Program trainingnya tidak mengarah untuk menciptakan para franchiseenya menjadi pebisnis mereka yang tangguh. Maka, wajar saja bila banyak franchisor yang mempunyai presepsi bahwa franchise itu payah dan para pembeli franchise di Indonesia "tidak mengerti" franchise.

Dari pengalaman 17 tahun membantu mengembangkan bisnis franchise, berikut ini adalah catatan saya mengenai kunci sukses membangun bisinis franchise:

1. Business Mastery.
Saya masih melihat banyak franchisor yang sudah menawarkan franchisenya, tetapi sebenarnya dia tidak mastery dalam berbisnis. Mereka tidak paham mengorganisasi bisnisnya, tidak bisa membaca laporan keuangan, tidak paham mengenai manajemen pemasaran, dan bahkan mereka tidak memahami index-index bisnis di industri yang difranchisekan tersebut. Jika demikian halnya, maka franchisor ini pasti belum pantas menjadi "guru" dan pembimbing bagi para franchiseenya. Wajar jika franchiseenya banyak yang gagal atau merasa lebih baik menjalankan bisnisnya semaunya sendiri.

2. Standard Business Model.
Beberapa franchisor tidak mempunyai business model yang standar, sehingga setiap mempunyai franchisee baru akan ada ketetapan baru yang intuitive. Franchisor ini tidak mempunyai visi dan tidak berorientasi membangun bisnisnya. Franchisor ini pasti juga tidak mempunyai organisasi yang mapan. Prosedurnya berubah-ubah. Dan bahkan saya bertemu juga dengan franchisor lokal dari usaha cafe yang menyerahkan seluruh pendirian outletnya dan prosesnya kepada franchisee asalkan dia membayar lebih banyak.
Dalam standard business model diperlukan paling tidak dua standarisasi, yaitu: standarisasi bentuk (desain, ukuran, peralatan, perlengkapan, organisasi), dan standarisasi proses (proses marketing, proses operasional dan proses administrasi).

3. Good start.
Mengawali dengan benar. Sukses bekerjasama dengan franchisee untuk jangka waktu paling tidak 5 tahun harus diawali dengan permulaan yang baik dan tepat. Hal ini yang seringkali menyebabkan kegagalan dalam franchising. Saya menempatkannya sebagai penyebab kegagalan ranking yang ke dua.

Franchisor harus memilih mitra franchisee yang cocok dengan dia dan bisnisnya untuk bisa menjalin kerjasama selama masa kontrak. Kenyataannya, banyak franchisor lokal yang tidak perduli dengan kecocokan asalkan calon franchisee mau membayar. Ada tiga hal yang perlu dimulai dengan baik dan tepat:

a. Franchisee yang tepat: baik karakternya, cooperativeness, punya modal yang cukup, dan punyak kemampuan (teknis) menjalankan bisnisnya.
b. Perjanjian Franchise yang lengkap dan jelas.
c. Memastikan bahwa calon franchisee memahami kerjasama franchise dan perjanjian bisnis yang akan dijalankan. Ini bagian paling penting!

4. Ongoing Management.
Pengelolaan kerjasama franchise yang berkesinambungan. Bukan hanya menjual franchise dan meninggalkan franchisee.
Kegagalan melakukan pengelolaan yang berkesinambungan ini adalah penyebab kegagalan bisnis franchise yang utama. Cara untuk menjadikan bisnis franchise menjadi sukses adalah dengan menjadikan para franchiseenya pebisnis yang sukses.

Berikut ini adalah beberapa program ongoing management yang perlu dilakukan franchisor dalam mengelola bisnis franchise:

a. Training development yang berorientasi kepada suksesnya outlet franchisee.
b. Branding dan marketing development: memperkuat branding akan membuat franchisee lebih mudah berbisnis. Kembangkan jurus-jurus marketing yang efektif serta kerjasama pemasaran yang akan membantu franchisee lebih mudah berbisnis.
b. Operational Support: yang berorientasi untuk cepat dan tanggap dalam mengatasi masalah teknis. Tingkatkan service level: tepat waktu, tepat jumlah dan tepat jenis.
c. Research and Development: selalu membuat pengembangan yang advance. Sepuluh langkah didepan kompetitor. Banyak franchisor lokal hanya mengembangkan produk dagangannya saja. Sebaiknya franchisor juga meneliti dan mengembangkan business conceptnya yang berorientasi ke masa depan.
d. Relationship program: dimana franchisor punya program yang sistematis untuk membuat para franchiseenya semakin loyal dan semakin giat dengan bisnis franchise yang dijalankannya. Franchisor perlu membuat agar franchisee bangga dan harmonis dalam bekerjasama dengan franchisor. Tidak banyak franchisor lokal yang mempunyai program relationship ini yang teratur dan terdokumentasi dengan standar.

Apakah Franchise Indonesia payaahhh..? Saya sangat sarankan ikuti dulu saran-saran saya di atas. Pasti franchise Indonesia akan menjadi lebih maju dan berani bersaing global.

Konsultan franchise IFBM akan dengan senang hati untuk memfasilitasi small group workshop bagi para pengusaha franchise yang ingin mendalami program-program yang efektif dalam membuat bisnis franchise yang sukses.

Sukses berbisnis franchise di Indonesia dan kembangkan menjadi pemain global..

Burang Riyadi. MBA
franchiseconsultant@ifbm.co.id

1 comment:

Rami said...

tolong info untuk TDA Banjarmasin
ada ato ga ada ya
kalo ada di mana alamat ato hp yg bisa saya hubungi...

trim

zeroan_ddt@yahoo.co.id