Sunday, April 17, 2011

Jadilah seorang Marketing yang juga Salesman



Tau gak bedanya Marketing dan Sales? Marketing adalah aktifitas dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk dan mendistribusikannya yang bertujuan untuk memuaskan pelanggan. Kalo Sales adalah kegiatan yang fokus pada penjualan produk atau meningkatkan penjualan suatu produk.

Kalo marketing harus menjaga hubungan baik dengan pelanggan sebelum dan sesudah terjadi penjualan artinya melakukan pendekatan sebagai seorang konsultan, pendekatan dalam hal ini bisa sebagai seorang teman bahkan bisa sebagai sahabat dari pelanggan itu. Contoh yang sukses ya Malinda Dee sang fenomenal sampai-sampai pelanggan percaya uangnya di kelola secara pribadi ke MD, sayangnya MD tidak amanah dan rakus akibatnya fatal.

Barangkali itu awal diskusi saya dengan karyawan di perusahaan yang saya pimpin dan pastinya perusahaan milik saya sendiri. Pertanyaan tentang bedanya marketing dan sales itu sebenarnya pertanyaan basic, standard banget tapi banyak yang belum mengerti konsepnya dan contoh dilapangan pastinya. Banyak dari karyawan kita yang masih belum paham tentang beda marketing dan sales atau kita sendiri juga belum paham??? siapa tau.. banyak yang bilang wah saya kan cuma jualan kue, cuma jualan kopi, cuma jualan baju jadi ga perlu ilmu itu. Justru itu kalo di praktekin penjualan bisa berkali-kali lipet.

Kemudian saya cerita saat saya sebagai posisi pelanggan yang ingin beli sound system mobil di pusat otomotif kemayoran. Saat saya di prospek oleh pelanggan saya lebih suka dengan penjual yang bertindak sebagai konsultan, dia lihat kebutuhan saya, jenis sound system apa yang mau pasang yang lembut jazzy atau yang keras nge rock, lihat budget saya dan si penjual menyarankan saya untuk beli paket hemat thats it.

Begitu juga saat saya di posisi sebagai penjual. Sabtu dan minggu adalah hari saya sebagai pelayan dan penjual, saya suka nongkrong di bengkel saya dari pagi sampe sore. Saya pake seragam mekanik nawarin paket-paket salon mobil dan tuneup kepada pelanggan. Pendekatannya sama dengan si penjual sound system, saya pake pendekatan konsultan, ajak ngobrol pelanggan yang baru dateng yang mobilnya lagi di cuci, biasanya seputar otomotif dan khususnya mobilnya dia. Kalo ngobrol2 soal mesin mobil ujung2nya akan saya larikan ke paket tuneup, kalo ngobrol2 soal body mobil ujung2nya akan saya larikan ke paket salon. Saya akan jelasin mengenai prosesnya dulu, bagaimana proses salon mobil bukan seperti salon mobil di Mall2 yang cuma 1-2 jam, proses salon mobil kita bisa 6-7 jam, di apain aja mobilnya saya jelaskan, obatnya apa aja, hasilnya bagaimana, biasanya pelanggan langsung oke kalo ditawarkan harga dan terjadilah proses jual beli.

Di kesempatan lain saya sering menyamar sebagai pelanggan juga di bengkel saya, kadang2 pelanggan lain sering saya ajak ngobrol, pastinya sesama pelanggan bisa curhat keluarin uneg2, saya sering tanya, dulu di bengkel mana? kenapa pindah? bengkel disini bagus gak? mekaniknya amanah gak? saya justru tanya yang krusial sama pelanggan bisa gak mekaniknya di suruh benerin mobil di luar? Kalo pelanggan itu tanya saya pasti saya sebagai pelanggan pastinya saya akan bicara yang terbaik,... mana ada pemilik perusahaan jelek-jelekin usahanya.

Gimana sih kalo contoh sales yang gak bener, wah banyak coba deh naik kereta api dari jawa yang berhenti di stasiun cirebon ada penjual sale pisang yang nakal, kalo dilihat dan di pegang keliatan tebel dan banyak coba dibuka kita di bohongin abis-abisan isinya cuma dikit, pak roni yuzirman pernah kena tuhh,.. Pernah kecele gak beli rambutan yang paling manis gak taunya rambutan biasa yang di gunting,.. atau beli salak pondoh yang manis cuma sampelnya aja kalo beli 2 kilo ya 1 1/5 kilonya asem... nah itu contoh sales banget yang penting barangnya laku di jual terserah pelanggan mau ngomong apa setelah beli mau maki-maki atau bersyukur ga penting buat si sales yang penting target penjualan tercapai.

Semoga bermanfaat



Agus Ali
Owner, Marketer and Salesman
http://agusali.blogspot.com

Thursday, April 14, 2011

Komunitas Mitra Netra Komunitasnya Tuna Netra


Saat saya di ajak pertemuan CSR oleh perusahaan FIF, ketemu dengan sosok yang agak beda. Akhirnya kenalan dengan Bu Ria namanya, penyandang tuna netra.. gaya bicaranya yg lugas semangat membuat saya tertarik untuk berkenalan dan tukeran kartu nama.

Bu Ria kasih saya kartu nama dengan embel2 Komunitas Mitra Netra, saya sebaliknya kasih kartu nama Komunitas TDA. Akhirnya kita ngobrol2 ketemulah satu kesimpulan bahwa komunitas Mitra Netra adalah komunitas yang isinya para Tuna Netra, kebanyakan sudah dewasa.

Saya mewakili TDA bicara soal komunitas TDA atau komunitas wirausaha dan kita sepakat saya siap di undang untuk kasih pelatihan wirausaha kepada komunitas Mitra Netra. Saya asal ceplos waktu itu dan Bu Ria langsung setuju akan undang dan temen2 wirausaha lainnya di komunitas TDA untuk mengajarkan wirausaha. Sempet Bu Ria cerita dulu pernah ketemu Mas Hendy Setioni Baba Rafi untuk minta diajarkan wirausaha tapi mungkin kesibukan Mas Hendy jadi belum terlaksana.

Setelah pertemuan itu setiap ada Tuna Netra yang lewat saya lantas berfikir gimana caranya para tuna netra bukan hanya bekerja yang melulu sebagai (maaf) Tukang Pijit. Pernah saya lihat satu keluarga tuna netra suami istri pagi2 nge drop gorengan ke tukang nasi uduk untuk di titip jual, lantas saya bertanya lagi gimana mereka menggorengnya yaa???

Kebetulan saya punya 3 unit gerobak dorong nganggur yang pernah saya beli dari temen tetangga yang baru wirausaha fried chicken fried chickenan tapi gagal, kenapa engga saya kasihkan ke para tuna netra itu sekalian kasih modalnya???, pertanyaan lagi gimana mereka gorengnya, gimana para tuna netra itu beli bahan2nya... wah pokoknya gak nyambung atau saya yang gak nalar,.. belum pernah bergaul sama para tuna netra sih.

Kemaren siang saya di telpon oleh Komunitas Mitra Netra, rekannya Bu Ria mereka minta saya untuk mengajarkan wirausaha tgl. 29 April 2011 hari jumat sekitar jam 2, saya agak kaget dan tanya-tanya sedikit apakah berupa workshop atau sekedar membuka mindset tentang wirausaha atau apa? mereka menjelaskan ya buat para pemula wirausaha katanya,.. saya langsung oke kalo sekedar sharing ngobrol dsbnya.

Kalau berupa workshop mungkin saya harus minta bantuan temen2 komunitas TDA yang mau memberikan workshop bagaimana membuat produknya dan menjual produknya sampai ke tangan konsumen. Saya bayangin akan jadi tantangan tersendiri buat temen2 TDA, saya gak mau bilang sulit karena apapun bisa terjadi dan bisa kita lakukan.

Pelatihan ini akan berlanjut terus, pertemuan saya yang pertama dengan komunitas Tuna Netra juga saya mohon bantuan temen2 dari pengurus TDA pusat pengurus TDA wilayah bisa Depok atau Jakarta Selatan untuk hadir dan ngobrol2 sharing tentang wirausaha yang mudah dan murah untuk para pemula usaha penyandang tuna netra tgl 29 April 2011.

Pak Rosihan, Pak Didi, Pak Irwan Chapter, Pak Iwan Semerbak dan temen2 lain-lainnya mohon bantuan untuk bisa kita lakukan kegiatan sosial langsung kepada orangnya sesuai dengan kebisaan kita sebagai wirausaha. Ihklaskan ini adalah sedekah, kalo sedekah kata Mas Ippho pasti kita akan menerima imbalannya gak pake Insya Allah.


Wassalam

Agus Ali